Kankemenag Ingatkan, 3 Dosa Besar PendidikanYang Harus Dihindari Madrasah

Kankemenag Ingatkan, 3 Dosa Besar PendidikanYang Harus Dihindari Madrasah

Kudus, ma-nahmus.sch.id – Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kudus, H. Suhadi, S.Ag.,M.Si. mengingatkan pengelola madrasah untuk menghindari 3 dosa besar pendidikan. 

Hal itu disampaikannya di hadapan peserta Diklat Implementasi Kurikulum Merdeka Bagi Kepala Madrasah & Waka Kurikulum FK2MA Ma’arif Kabupaten Kudus, Sabtu (6/7/2024) di @HOM Hotel. 

Tiga dosa besar pendidikan itu kata Suhadi merupakan pesan Menteri Agama RI kepada para pengelola madrasah. 

“Ini bahasanya Gusmen ya. Saya sampaikan di sini kepada panjenengan semua. Jangan lakukan 3 dosa besar pendidikan,” kata Suhadi. 

Tiga dosa besar pendidikan yang dimaksud Kakankemenag Kudus itu adalah bullying, intoleransi dan pelecehan seksual. 

“Bullying atau perundungan dalam bentuk apapun dan dengan dalih apapun tidak boleh dilakukan dalam dunia pendidikan, termasuk di madrasah,” jelas Suhadi. 

Madrasah lanjut Suhadi, harus menanamkan nilai-nilai inklusif kepada stakeholder madrasah. 

“Jangan berikan ruang bagi intoleransi untuk berkembang. Madrasah harus inklusif terhadap semua elemen yang ada di lembaga kita,” pesannya. 

Dosa besar ketiga jelas Suhadi adalah pelecehan seksual. Yaitu perbuatan asusila yang hina dan sangat dibenci oleh agama maupun masyarakat. 

“Pelecehan seksual jangan sampai terjadi di madrasah. Terhadap murid maupun siapapun yang ada di madrasah. Sekali kita kepleset di sini maka langsung hancur. Langsung tak berdaya,” tutur Suhadi. 

Selain 3 dosa besar pendidikan, Suhadi juga  memberikan pesan kepada pengelola madrasah (kepala madrasah) untuk benar-benar menjaga kepercayaan orang tua. 

“Tolong jaga kepercayaan orang tua. Jangan buat mereka kecewa. Di hadapan orang tua saya sampaikan, percayalah pada proses pendidikan yang ada di madrasah,” kata Suhadi.

Kepala Kantor Kemenag Kudus itu juga mengatakan tentang pentingnya publikasi. Hal-hal positif harus dipublikasikan. Tidak hanya prestasi saja, kegiatan-kegiatan pembelajaran yang baik perlu dipublish ke media sosial. 

Suhadi mengingatkan madrasah untuk memegang komitmen mewujudkan madrasah yang ramah anak dan madrasah yang sehat. 

“Sehat fisik maupun non fisik. Keuangan madrasah juga yang sehat. Jaga kemitraan dengan baik. Utamakan jalur koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan simplifikasi program,” jelas Suhadi.

Madrasah, lanjut KaKankemenag Kudus perlu melakukan tata kelola yang responsif berbasis keadilan. Juga berorientasi pada pelayanan dengan menjadikan murid sebagai subyek yang harus dilayani dengan baik. 

“Mari ciptakan budaya berakhlak di madrasah. Berakhlak maksud saya adalah singkatan dari akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif dan kolaboratif,” jelasnya. 

Terakhir, Suhadi berpesan kepada para kepala madrasah yang tergabung dalam FK2MA Ma’arif Kabupaten Kudus untuk sebanyak mungkin tokoh-tokoh moderat dengan menyebarkan ajaran islam yang rahmatan lil alamin. 

_Beny_

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *